Kamis, 04 Oktober 2012
Encephalitis
BAB
2
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Pengertian
Encephalitis adalah adalah
suatu peradangan dari otak. Ada banyak tipe-tipe dari encephalitis, kebanyakan
darinya disebabkan oleh infeksi-infeksi. Paling sering infeksi-infeksi ini
disebabkan oleh virus-virus. Encephalitis dapat juga disebabkan oleh
penyakit-penyakit yang menyebabkan peradangan dari otak.
Encephalitis adalah infeksi jaringan atas oleh berbagai macam
mikroorganisme (Ilmu Kesehatan Anak, 1985).
Encephalitis adalah infeksi yang mengenai CNS yang disebabkan oleh virus
atau mikroorganisme lain yang non-purulen (+) (Pedoman diagnosis dan terapi,
1994).
Encephalitis adalah radang jaringan otak yang dapat disebabkan oleh
bakteri cacing, protozoa, jamur, ricketsia atau virus (Kapita selekta
kedokteran jilid 2, 2000).
2.2
Etiologi
1.
Virus arbo (arthropod-borne) yang
mencakup virus equine dan west niie
2.
Enterovirus yang mencakup ECHO,
COMCACHIE A dan B serta poliovirus.
3.
Paramyxovirus (mumps)
4.
Herpes virus
5.
Virus rabies
Kapita selekta kedokteran jilid
2, 2000
2.3
Patofisiologi
2.4
Tanda dan Gejala
ü Demam.
ü Sakit kepala dan biasanya pada bayi disertai jeritan.
ü Pusing.
ü Muntah.
ü Nyeri tenggorokan.
ü Malaise.
ü Nyeri
ekstrimitas.
ü Pucat.
ü Halusinasi.
ü Kaku
kuduk.
ü Kejang.
ü Gelisah.
ü Iritable.
ü Gangguan
kesadaran.
2.5 Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan cairan serebrospinal.
Warna dan jernih terdapat
pleocytosis berkisar antara 50-200 sel dengan dominasi sel limfosit. Protein
agak meningkat sedangkan glucose dalam batas normal.
2. Pemeriksaan EEG.
Memperlihatkan
proses inflamasi yang difuse “bilateral” dengan aktivitas rendah
3. Pemeriksaan virus.
Ditemukan virus pada CNS
didapatkan kenaikan titer antibody yang spesifik terhadap virus penyebab.
1)
Pengobatan penyebab :
Diberikan apabila jenis virus
diketahui Herpes encephalitis : Adenosine arabinose 15 mg/Kg, BB/hari selama 5 hari.
2)
Pengobatan
suportif
Sebagian besar pengobatan
encephalitis adalah : pengobatan nonspesifik yang bertujuan mempertahankan
fungsi organ tubuh.
3)
Pengobatan tersebut antara lain:
ABC (airway, breathing, circulation)
harus ipertahankan sebaik-baiknya.
Pemberian makan secara adekuat
baik secara internal maupun parenteral dengan memepertahikan jumlah kalori,
protein, keseimbangan cairan elektrolit dan vitamin.
Obat-obatan yang lain apabila
diperlukan agar keadaan umum enderita tidak bertambah parah
Rabu, 26 September 2012
Meningitis
BAB
2
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Pengertian
Meningitis adalah radang dari selaput otak (arachnoid dan piamater). Bakteri dan virus merupakan penyebab utama dari meningitis.
Meningitis
adalah radang pada meningen (membran yang
mengelilingi otak dan medula spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ jamur
(Smeltzer, 2001).
Meningitis
merupakan infeksi akut dari meninges, biasanya ditimbulkan oleh salah satu dari mikroorganisme pneumokok, Meningokok,
Stafilokok, Streptokok, Hemophilus influenza dan bahan aseptis (virus) (Long,
1996).
Meningitis
adalah peradangan pada selaput meningen, cairan serebro spinal dan spinal column yang
menyebabkan proses infeksi pada sistem saraf pusat (Suriadi&
Rita, 2001).
2.2
Etiologi
Meningitis disebabkan oleh berbagai macam organisme, tetapi kebanyakan pasien dengan meningitis mempunyai faktor predisposisi seperti fraktur tulang tengkorak, infeksi, operasi otak atau sum-sum tulang belakang. Seperti disebutkan di atas bahwa meningitis itu disebabkan oleh virus dan bakteri, maka meningitis dibagi menjadi dua bagian besar yaitu: meningitis purulenta dan meningitis serosa.
a. Meningitis Bakteri
Bakteri yang paling sering menyebabkan meningitis adalah haemofilus influenza, Nersseria,
Diplokokus pnemonia, Sterptokokus group A, Stapilokokus Aurens, Eschericiacolli, Klebsiela dan Pseudomonas. Tubuh akan berespon terhadap bakteri sebagai benda asing dan berespon dengan terjadinya peradangan dengan adanya neutrofil, monosit dan limfosit. Cairan eksudat yang terdiri dari bakteri, fibrin dan lekosit terbentuk di ruangan subarahcnoidini akan terkumpul di dalam cairan otak sehingga dapat menyebabkan lapisan yang tadinya tipis menjadi tebal. Dan pengumpulan cairan ini akan menyebabkan peningkatan intrakranial. Hal ini akan menyebabkan jaringan otak akan mengalami infark.
b. Meningitis Virus
Tipe dari meningitis ini sering disebut aseptik meningitis. Ini biasanya disebabkan oleh berbagai jenis penyakit yang disebabkan oleh virus, seperti; gondok, herpez simplek dan herpez zoster. Eksudat yang biasanya terjadi pada meningitis bakteri tidak terjadi pada meningitis virus dan tidak ditemukan organisme pada kultur cairan otak. Peradangan terjadi pada seluruh koteks cerebri dan lapisan otak. Mekanisme atau respon dari jaringan otak terhadap virus bervariasi tergantung pada jenis sel yang terlibat.
2.3
Patofisiologi
Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari oroaring dan diikuti dengan septikemia, yang menyebar ke meningen otak dan medula spinalis bagian atas.
Faktor predisposisi mencakup infeksi jalan nafas bagian atas, otitis media, mastoiditis, anemia sel sabit dan hemoglobin opatis lain, prosedur bedah saraf baru, trauma
kepala dan pengaruh imunologis. Saluran vena yang melalui nasofaring posterior, telinga bagian tengah dan saluran
mastoid menuju otak dan dekat saluran vena-vena meningen; semuanya ini penghubung
yang menyokong perkembangan bakteri.
Organisme masuk kedalam aliran darah dan menyebabkan reaksi radang di dalam meningen dan di bawah korteks, yang dapat menyebabkan trombus dan penurunan aliran darah serebral. Jaringan serebral mengalami gangguan metabolisme akibat eksudat meningen,
vaskulitis dan hipoperfusi. Eksudat purulen dapat menyebar sampai dasar otak dan medula spinalis. Radang juga menyebar ke dinding membran ventrikel serebral. Meningitis bakteri dihubungkan dengan perubahan fisiologis intrakranial,
yang terdiri dari peningkatan permeabilitas pada darah, daerah pertahanan otak (barier oak), edema serebral dan peningkatan TIK.
Pada infeksi akut pasien meninggal akibat toksin bakteri sebelum terjadi meningitis. Infeksi terbanyak dari pasien ini dengan kerusakan adrenal, kolaps sirkulasi dan dihubungkan dengan meluasnya hemoragi (pada sindrom Water house-Friderichssen)
sebagai akibat terjadinya kerusakan endotel dan nekrosis pembuluh darah yang disebabkan oleh meningokokus.
2.4
Manifestasi Klinis
- Pada awal penyakit, kelelahan, perubahan daya mengingat, perubahan tingkah laku.
- Sesuai dengan cepatnya perjalanan penyakit pasien menjadi stupor.
- Sakit kepala
- Sakit-sakit pada otot-otot
- Reaksi pupil terhadapcahaya. Photofobiaapabilacahayadiarahkanpadamatapasien
- Adanya disfungsi pada saraf III, IV, dan VI
- Pergerakan motorik pada masa awal penyakit biasanya normal dan pada tahap lanjutan bisa terjadi hemiparese, hemiplegia, dan penurunan tonus otot.
- Refleks Brudzinski dan refleks Kernig (+) pada bakterial meningitis dan tidak terdapat pada virus meningitis.
- Nausea
- Vomiting
- Demam
- Takikardia
- Kejang yang bisa disebabkan oleh iritasi dari korteks cerebri atau hiponatremia
- Pasien merasa takut dan cemas.
2.5
Pemeriksaan Penunjang
a.
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang khas pada meningitis adalah analisa cairan otak. Lumbal punksi tidak bisa dikerjakan pada pasien dengan peningkatan tekanan intra kranial. Analisa cairan otak diperiksa untuk jumlah sel, protein, dan konsentrasi glukosa.
Pemeriksaan darah ini terutama jumlah sel darah merah yang biasanya meningkat diatas nilai normal.
Serum elektrolit dan serum glukosa dinilai untuk mengidentifikasi adanya ketidakseimbangan elektrolit terutama hiponatremi.
Kadar glukosa darah dibandingkan dengan kadar glukosa cairan otak. Normalnya kadar glukosa cairan otak adalah 2/3 dari nilai serum glukosa dan pada pasien meningitis kadar glukosa cairan otaknya menurun dari nilai normal.
b.
Pemeriksaan Radiologi
CT-Scan dilakukan untuk menentukan adanya edema cerebral atau penyakit saraf lainnya. Hasilnya biasanya normal, kecuali pada penyakit yang sudah sangat parah.
Langganan:
Postingan (Atom)